Seorang Karyorejo yang awalnya adalah penjual soto keliling sejak tahun 1930-an yang kemudian semasa Mangkunegara VII memerintah ditawarkan untuk membuka kios di Pasar Triwindu. Kemudian Karyorejo membuka kios soto di dalam Pasar Triwindu dengan nama Soto Pringgondani. Soto yang dijualnya laris manis, sampai ketika Karyorejo meninggal, pewaris kios soto diserahkan kepada putranya. Saat dikelola putranya nama soto ini berubah menjadi Soto Triwindu.
Soto ini adalah soto daging sapi yang bercitarasa spesial. Disajikan dengan isian nasi, tauge, irisan seledri dan daging sapi yang empuk. Sedikit berbeda dengan soto lainnya, Soto Triwindu ini tidak menggunakan bihun sebagai isiannya. Meski begitu, rasa soto ini nampol sedapnya dan disukai oleh semua kalangan masyarakat. Muda dan tua, anak-anak dan dewasa, orang yang ngonthel sampai orang bermobil mewah.
Berkabohidrta, protein serta vitamin menjadi keunggulan lain dari soto ini.
Jangan lupa untuk dicoba, hanya dengan Rp 12.000 Soto Triwindu sudah dapat dinikmati panas-panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar