Sabtu, 14 Januari 2017

Brongkos: Sejarah Jogja dalam Sepiring Makanan





Brongkos merupakan warisan budaya bangsa yang masih tetap terjaga kelestariannya di

masyarakat Yogyakarta. Di dalam brongkos terdapat daging sapi yang dipadukan dengan kacang

tolo/kacang merah, tahu, kulit mlinjo, dan rempah-rempah yang menggugah selera. Rasanya

gurih sedikit manis, dan sangat cocok disajikan dalam keadaan panas atau hangat. Sebagai

pembangkit selera makan, ditambahkan cabai rawit utuh diatas brongkos.

Brongkos terbuat dari daging sapi, terutama daerah sandung lamur yang dimasak sedemikian

rupa sehingga empuk dan lembut ketika dikunyah. Ciri dari masakan ini adalah penggunaan

kluak sebagai salah satu bumbu yang menyebabkan warna gelap dan aroma yang khas. Jenis

bumbu lain yang digunakan untuk membuat brongkos adalah gula merah, bawang merah,

bawang putih, ketumbar, kemiri, kunyit, lengkuas, daun salam, sereh, jahe, daun jeruk, dan

garam. Proses pemasakan yang lama menyebabkan setiap komponen bumbu terserap merata

hingga ke serat-serat daging. Oleh karena itu tidak mengherankan ketika banyak orang yang

menyukai masakan ini, termasuk diantaranya Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Brongkos konon berasal dari kata brownhorst yang merupakan campuran bahasa Inggris dan

Perancis yang kemudian diplesetkan menjadi kata Jawa yang artinya masakan daging yang

berwarna coklat. Dalam khasanah kuliner Jawa, brongkos merupakan salah satu Java Deli /

enak-enakan orang jawa dalam menyebutnya. (PKMT UGM, 2016)

Tertarik wisata kuliner Jogja lengkap dengan cerita sejarahnya? Silahkan hubungi kami 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SHARETHIS

Author

FoodTouristic Yogyakarta ID